lagu

Tuesday, November 27, 2012

TEMAN...
Titis-titis hujan di sini
Membasahi sepiku
Mengalirkan resah dihati
Aku rindu padamu…
Pelabuhan ini
Bagaimanapun sering ditinggalkan
Aku tetap menanti bayangmu
Kerana demikianlah lumrahku…
"Inginku lemparkan bicara resah
Tentang kerinduan hati
Tentang kesayuan diri
Tapi, pada siapa?
 Melihat kuntuman anggerik segar
Aku melemparkan senyuman
Wajarkah kerinduan ini terpendam?
Menyusup bayu layu yang mendesir
Aku menghamburkan keluhan
Bisakah kesayuan ini terpadam?..."
“Hati sering memaksa...
Melepaskan cinta dari terus setia
Namun rasa kasih sering membatasi
Haruskah terus mengharap menanti
Sedang rindu semakin jauh
Dan rasa cinta kian pudar...”
Kasih...
Sejak bertemu denganmu
Hatiku diamuk gelisah
Terpandang senyum manismu
Hatiku bergetar kencang
Malam-malam hanya wajahmu
Menerpa di segenap penjuru mindaku...

Kasih...
Kiranya kautahu
Betapa aku menyintaimu
Tidaklah aku ternanti-nanti
Sehingga saat ini...



"Kuucapkan selamat malam kepadamu
Dengan resah dan tangan tergetar
Kupohon doa buatmu
Semoga esok membawa makna.

Meski doa sebuah pintaan
Tapi kuisi dengan harapan
Dan sayup di hujung malam
Aku memanggilmu
Membukakan pintu kecintaan
Kerana aku ingin masuk
Ke dalam jiwamu...
KASIH..."
“Hidup tak selalunya indah
Cinta tak selalunya bahagia
Inilah hakikat kebenaran
Kemanisan dalam kepahitan
Seharusnya aku lebih mengerti
Sejak hadirmu di sisi...”

Terima Kasih...Tuhan...

“Kalau malam bisa mencintai aku
Pasti siang cemburu lalu pelanginya hilang
Namun jika aku menerima cintanya siang
Malam pasti merajuk dan tidak berbulan.

Tuhan...
Berikan aku cinta
Yang tidak perlu aku memilih
Antara dua keindahan
Dan, terima kasih
Kerana KAU berikan aku dia,
Cinta yang tidak perlu aku pilih.”
"Hari ini aku berjalan tak berteman
Kelilingku orang-orang asing
Yang tidak mengenaliku lagi
Di sini tiada senyum dan salam
Bicara jauh sekali
Aku makin sunyi

Bagiku…
Ombak laut, bukit bukau
Seakan bisu
Pasir pantai, desir angin di gunung
Tak berlagu….
di jiwaku
Semuanya telah mati,
mati!
Aku makin sepi…"
“Langit benderang. Purnama telah sempurna
Di kejauhan malam sepi terbentang
Dan aku menyanyi keriangan di bawah sinar purnama
Tapi tiada yang mampu kulagukan
Selain kerinduan ini...”
"Sewaktu malam membisik sepinya
Aku pun menjadi terlalu rindu
Pada suara burung yang terbang
Pada suara daun cemara ditiup angin mendesir
Pada suara ombak mengejar pantai
Pada suara siput meraba di pasir
Pada suara manusia berbicara lembut dan mesra
Dan pada suaramu…
TEMAN…"


“Sewaktu sepi merata
Kuundang riang burung jauh di tengah rimba
Kuintai wajah purnama di balik awan
Namun sia-sia...
Pedih ngilu tetap menikam kalbu
Lagu puisiku makin sayu
Penghujung iramanya hanya sendu!”